February 27, 2009

Kita Semua Dalam Posisi Terbaik

Sedang berada dimana perjalanan hidup Anda? Jika Anda merasa bahwa hari-hari sial dan apes sedang mengunjungi Anda, mungkin merasa kehidupan ini buruk. Atau Anda gagal dalam ujian dan promosi terasa, gelap masa depannya. Mungkin pula Anda sedang dilanda kesulitan keuangan, keluarga, hubungan suami istri atau bencana alam, semuanya menghimpit hati kita.


Namun ketahuilah, Allah telah memberikan yang terbaik pada detik ketika Anda membaca tulisan ini. Allah SWT adalah Khaliq yang Sangat Penyayang kepada hamba-Nya. Allah pasti memberikan posisi dan keadaan terbaik kapanpun dan dimanapun.

Rahmat Allah meliputi segala sesuatu. Pastilah dibalik semua kesulitan yang dirasakan itu berbagai hikmah akan kebesaran-Nya akan ditemukan. Himpitan kehidupan dan kesulitan ini bagian dari kebaikan Allah SWT kepada mahluknya untuk senantiasa beribadah kepada-Nya.

Kita semua dalam keadaan terbaik dalam kehidupan kita. Sungguh Allah SWT telah melimpahkan begitu banyak kasih sayang mulai dengan memelihara detak jantung kita, memelihara mata kita, pendengaran kita dan nurani kita sehingga semua potensi ini seyogyanya menjadi ajang rasa syukur.

Janji Allah sendiri manakala kita bersyukur, senantiasa mengingat nikmat-Nya, maka Allah SWT akan menambah segala kenikmatan dunia yang fana ini dan membalasnya dengan kenikmatan abadi di akhirat kelak.

Jadi tidak ada waktu bagi kita berkeluh kesah. Bangkitlah ! Bangkitlah untuk senantiasa mensyukuri segala karunia yang kita peroleh. Dengan itu kita akan menambah keimanan karena Allah Maha Pemurah dengan Rezekinya dan Allah Maha Kasih Sayang akan hamba-hambaNya.

Wallohu a'lam...

February 14, 2009

Seorang Yahudi Naik Taksi

Pada suatu malam, ada seorang yahudi keluar dari hotel ternama di Jakarta. Malam itu, cuaca sedang sangat buruk, hujan deras diiringi petir dan halilintar yang menyambar kesana-kesini. Cuaca seperti itu tidak memungkinkan bagi si yahudi untuk keluar dari hotel tanpa kendaraan (baca: mobil).
Akhirnya dia memutuskan untuk meminta tolong kepada karyawan hotel untuk memanggilkan taksi. Seorang karyawan pun memanggilkan taksi untuk si yahudi tersebut. Tidak lama kemudia, datanglah sebuah taksi menjemput si yahudi. Melihat taksi tersebut si yahudi berseru kepada karyawan, "Jangan, jangan taksi yang ini...". Kemudian taksi tersebut pun meninggalkan lobby hotel. Beberapa menit kemudian datanglah taksi kedua, secara mengejutkan si yahudi tersebut juga bilang, "Jangan, jangan taksi yang ini...". Taksi kedua pun pergi meninggalkan lobby hotel. Hal serupa terjadi juga terhadap taksi kedua, ketiga, keempat dan seterusnya sampai taksi kesembilan.
Baru pada taksi yang kesepuluh, si yahudi tersebut mau naik taksi. Dengan nada penuh keheranan dan penasaran, karyawan hotel yang memanggilkan taksi untuk si yahudi itu bertanya, "Kenapa anda tidak mau naik taksi yang pertama, kedua, ketiga dan seterusnya?". Karyawan itu melanjutkan, "Dan anda baru mau naik taksi yang ke sepuluh?". "Sederhana saja,,," Jawab si yahudi dengan entengnya, "karena saya yakin, taksi yang ke sepuluh adalah milik orang yahudi".

Luar biasa, dari cerita di atas, kita bisa mengambil begitu banyak pelajaran. Mereka (orang-orang yahudi) rela menunggu sampai taksi ke sepuluh untuk memastikan bahwa uang yang mereka keluarkan akan kembali masuk ke kantong sesama orang yahudi. Dari situ terlihat jelas bahwa mereka sudah memboikot produk-produk orang Islam. Sedangkan kita, apa yang bisa kita lakukan, baru mau memboikot produk-produk pendukung perang israel saja kita harus berdebat sana-sini tanpa kesudahan.

Padahal dalam Islam, perintah untuk memboikot produk-produk orang kafir sudah ada 14 abad silam. Lihat firman-Nya dalam Q.S Al-Maidah: 88, Alloh mengatakan, "Dan makanlah dari apa yang telah Alloh rizkikan kepadamu yang halal lagi baik..."

Makanlah, pakailah, belilah yang baik bagi kesehatan, baik bagi ekonomi, baik bagi politik, baik bagi strategi peperangan, dan baik bagi kemaslahatan ummat Islam. Oleh karena itu, marilah kita mulai untuk mem-boikot produk-produk pro zionis. Mulai dari diri kita sendiri, mulai dari hal-hal yang kecil (yang kita bisa), dan mulai saat ini juga.
wallohu a'lam...